Kewaspadaan dan kekhawatiran adalah warisan dari ilmu dan perangkatnya; ilmu adalah cahaya makrifat dan inti kepercayaan.
Barang siapa yang tidak bersikap waspada bukanlah orang yang berilmu, bahkan meskipun ia dapat menangani masalah-masalah keilmuan yang paling pelik.
Allah Swt. berfirman: Hanya orang-orang berilmu sajalah di antara para hambaNya yang benar-benat takut kepada Allah (QS Fathir [35]:28)
Orang-orang berilmu akan dijatuhkan oleh delapan perkara, yaitu bersifat rakus dan pelit, gemar pamer dan bersikap berat sebelah, suka dipuji-puji, suka menyelidiki hal-hal yang realitasnya tidak dapat mereka capai, suka sok aksi dengan berusaha menghiasi pembicaraan mereka dengan ungkapan-ungkapan yang berlebih-lebihan, tidak bersikap rendah-hati terhadap Tuhan, suka menyombongkan diri dan tidak bertindak sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Nabi Isa as. berkata "Yang paling menyedihkan di antara semua orang adalah dia yang dikenal karena ilmunya dan bukan karena amalan-amalannya."
Nabi Saw. bersabda, "Janganlah kamu duduk dengan setiap orang yang sombong yang membawamu dari keyakinan pada keraguan, dari ketulusan kepada sikap suka pamer, dari kerendahan hati kepada kecongkakan, dari persahabatan kepada permusuhan, dan dari sikap suka menahan diri kepada sikap suka memperturutkan hawa nafsu. Dekatkanlah dirimu kepada orang yang berilmu, yang membawamu dari kecongkakan kepada kerendahan-hati, dari kesukaan untuk pamer kepada ketulusan, dari kesukaan memperturutkan hawa nafsu kepada usaha untuk menahan diri, dari permusuhan kepada persahabatan."
Tidak ada orang yang patut menasehati orang lain, kecuali orang yang telah meninggalkan semua keburukan sifatnya dengan kejujurannya. Ia dapat melihat adanya kesalahan-kesalahan pembicaraan dan dapat mengetahui apa yang baik dari apa yang tidak baik, ketidaksempurnaan pemikiran, dan godaan dari diri dan angan-angannya.
'Ali berkata, "Jadilah seperti dokter yang baik dan penyayang yang memberikan obat yang bermanfaat." Mereka bertanya kepada Nabi Isa as. "Dengan siapa hendaknya aku duduk, wahai Ruhullah?". "Dengan orang yang jika kamu melihatnya akan mengingatkanmu kepada Allah," jawabnya, "Dan yang pembicaraannya menambah ilmumu, dan yang amalan-amalannya membuatmu merindukan akhirat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar