Lewat setiap tarikan napas yang kamu hirup, suatu rasa syukur wajib tertanam di dalam hatimu--sesungguhnyalah, seribu rasa syukur atau bahkan lebih. Tingkat terendah rasa syukur adalah menyadari bahwa rahmat itu berasal dari Allah, lepas dari apapun penyebabnya, dan tanpa hatimu terpaku pada penyebab tersebut.
Itu berarti merasa puas dengan apa yang diberikan oleh Nya; yaitu tidak mengingkari rahmatNya, atau menentangNya disebabkan rahmatNya itu. Jadilah seorang hamba yang tahu bersyukur kepada Allah dalam segala hal, dan kamu akan mendapati bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Pemurah dalam segala hal.
Jika memang ada suatu cara yang dapat ditiru untuk beribadat kepada Allah bagi hambaNya yang paling taat, yang lebih baik daripada bersyukur pada tiap kesempatan, maka Dia akan menganggap cara peribadatan itu melebihi segala ciptaan yang lain.
Karena tidak ada bentuk peribadatan yang lebih baik daripadanya, Dia telah memilih cara peribadatan dari cara-cara peribadatan yang lain, dan telah memilih mereka yang mengamalkan cara peribadatan itu dengan berfirman: Hanya sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang tahu bersyukur. (QS Saba'[34]:13)
Rasa syukur yang sempurna berarti secara tulus menyesali ketidakmampuanmu untuk menyampaikan rasa terima kasihmu yang paling kecil, dan mengungkapkan itu dengan memuliakan Tuhan secara ikhlas.
Hal itu terjadi karena menyampaikan rasa terima kasih itu sendiri merupakan suatu rahmat yang diberikan kepada hamba Allah yang untuk itu ia pun wajib berterima kasih; sikap seperti itu jelas mengandung kebaikan yang lebih besar dan tingkatan yang lebih tinggi daripada rahmat sebelumnya yang mendorongnya untuk menyampaikan terima kasih lebih dahulu.
Oleh karena itu, setiap kali seseorang mengucapkan terima kasih, dia wajib mengucapkan terima kasih besar, dan demikian seterusnya tanpa ada batasnya (la nihayah), dan semua itu dilakukannya sementara ia terserap dalam rahmat-rahmatNya dan tidak mampu mencapai tingkat kesyukuran tertinggi.
Sebab bagaimana mungkin seorang hamba dapat menyamakan rasa syukurnya dengan segala rahmat dari Allah, dan kapan ia dapat menyamakan tindakannya sendiri dengan tindakan Allah sedangkan selama itu hamba tersebut lemah dan tidak mempunyai kekuatan sama sekali, kecuali kekuatan yang berasal dari Allah ?
Allah tidak membutuhkan kepatuhan hamba-hambaNya, sebab Dia mempunyai kekuatan untuk menambah rahmat itu selamanya. Karena itu, jadilah hamba yang tahu bersyukur kepada Allah, dan dengan cara tersebut kamu akan menyaksikan keajaiban-keajaiban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar