Al Lahab (QS 111)

Abu Lahab memiliki nama asli Abdul ‘Uzza bin Abdul Muththalib, dan kun-yah-nya adalah Abu ‘Utaibah. Sedangkan istrinya adalah Ummu Jamiil Arwaa binti Harb bin Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. Abu berarti yang mempunyai/yg memiliki.Lahab berarti yang bergejolak.

Rasulullah diperintahkan Allah SWT untuk berdakwah pada kaum kerabatnya, saat beliau berbicara diatas bukit, Abu Lahab mempermalukan Nabi dengan ucapannya:
“Celaka engkau hai Muhammad! Apakah ini maksudmu mengundang kami kemari?”
Allah lalu menurunkan Surah Al Lahab ini, sebagai jawaban atas ucapannya.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan

سَيَصْلَى نَاراً ذَاتَ لَهَبٍ

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ

Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Al Quran memiliki 2 kriteria dalam menyebut nama orang:
  • bila disebut dengan julukan/gelar seperti Abu Lahab, Firaun, maka akan selalu ada manusia di dunia ini yang berbuat seperti mereka.

  • bila disebut dengan nama aslinya seperti nama2 Nabi dan Rasul, Imran, Lukman, maka orang tersebut adalah TAULADAN dan tidak akan ada lagi manusia yang diciptakan Allah sesudahnya seperti mereka.
Bila kita dekat pada Allah, tidak akan ada syaitan yang dapat mengganggu.
Sebagaimana disebut kan dalam QS Annisa 4:76 :
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Juga disebutkan bahwa syaitan tak memiliki kekuasaan atas manusia yang beriman dalam QS An Nahl 16:99:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya.
Namun kadang setelah Allah memberi pertolongan manusia lupa bersyukur dan berterimakasih sebagaimana ditulis dalam QS Al Isra 17:67:
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar